Lapsus Syamina: Sejarah Belum Berakhir, Menuju Tatanan Dunia Baru
KIBLAT.NET – Pada tahun 1989, tepat dua puluh enam tahun yang lalu, Francis Fukuyama merilis teori tentang berakhirnya sejarah dunia dalam bukunya yang sangat terkenal, “The End of History”, yang ditandai dengan kejayaan demokrasi kapitalis liberal.
Ia menyimpulkan bahwa pertempuran ideologis antara Timur dan Barat telah berakhir dengan kemenangan pihak Barat, jika sebuah negara berharap untuk menikmati kemakmuran, mereka harus merangkul beberapa kebijakan kapitalisme.
Teori “end of history” pun bergema meski bukan tanpa tantangan. Saat ini, realita menunjukkan bahwa sejarah belumlah berakhir. Potensi Perang Dingin sangat mungkin terjadi lagi. “Kapitalisme Marxist” ala China menunjukkan bahwa Anda bisa kaya tanpa “kebebasan”. Kelompok Islam fundamentalis yang berorientasi negara pun semakin tumbuh.
Beberapa kritikan menggunakan peristiwa 9/11 sebagai contoh perlawanan terhadap demokrasi liberal. Kritikan lain mengetengahkan kebangkitan fundamentalisme Islam dan Arab Spring sebagai bukti bahwa pertempuran ideologi masih berlangsung, dan sejarah belum lah berakhir.
Diskusi tentang tata dunia baru berkembang secara sangat intensif setidaknya terjadi dalam empat kejadian dalam 100 tahun terakhir: pada masa pemerintahan Woodrow Wilson pasca Perang Dunia I, saat Liga Bangsa-Bangsa lahir; setelah Perang Dunia II ketika diskusi mengenai tata dunia baru berujung pada pembentukan PBB, EEC, NATO, dan lembaga-lembaga Bretton Woods; dan pasca Perang Dingin, saat istilah tersebut juga sangat sering digunakan.
Download lapsus Syamina selengkapnya di sini