Epik Sangin: Kisah-Kisah Heroik Perwira Mujahidin di Afghanistan

KIBLAT.NET – Distrik Sangin yang terletak di bagian selatan Propinsi Helmand, Afghanistan sejak tanggal 23 Desember 2015 lalu, sudah sepenuhnya bersih dari cengkraman penjajahan asing maupun penjajahan lokal kaki tangan mereka. Warga Sangin telah mendapatkan kesempatan menghirup udara bebas yang segar untuk pertama kalinya sejak 14 tahun.

Banyak media mainstream menyiarkan kejadian itu dan juga banyak para analis saling memperdebatkan dengan menyorot berbagai kesulitan dan kekurangan kampanye pembebasan yang adil tersebut, namun tak satupun yang betul-betul menyentuh kedalaman peristiwa monumental ini serta menemukan kisah-kisah di balik peristiwa untuk bisa memahami berbagai pengorbanan, keberanian, kesabaran perjuangan, dan kisah-kisah heroik yang terjadi di sana.

Cerita kepahlawanan atau epik tentang Sangin bukanlah kejadian yang hanya terjadi dalam sehari, bukan pula peristiwa biasa yang bisa dirangkum ke dalam sebuah cerita pendek, segmen program siaran TV atau radio sekali tayang.

Sebaliknya, epik Sangin memiliki latar belakang peristiwa dan kejadian yang panjang selama 14 tahun dan juga pengorbanan yang luar biasa.

Latar belakang yang panjang dari para mujahidin dan segenap umat di Sangin ini sendiri merupakan bagian dari keteladanan mulia sepanjang masa dari umat terbaik – umat Islam – bagi seluruh bangsa dan peradaban manusia dari zaman ke zaman.

Sangin bukan sekedar cerita mengenahi kekuatan asing yang belum pernah mampu menundukkan kekuatan masyarakat muslim lokal. Sebaliknya, negara-negara seperti Inggris, Amerika, dan banyak negara Eropa lainnya juga sudah pernah menguji keberanian mereka dan akhirnya semua (penjajah asing) itu pergi dengan meninggalkan jejak tumpukan tengkorak jutaan manusia dan dengan gelombang kekecewaan menyelimuti wajah-wajah mereka.

Hari ini, saat kita mencoba mengingat kembali berbagai memori peristiwa lalu, fikiran kita menjadi penuh dengan cerita tiada akhir dari berbagai kisah kepahlawanan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, keberanian luar biasa atas dasar iman, dan pengorbanan yang terjadi di setiap sudut bumi Islam Afghanistan yang membanggakan.

Meski epik Sangin tidak akan cukup ditulis dalam selembar kertas namun ada beberapa contoh kisah dan kejadian yang bisa kita ambil pelajaran untuk kita bisa tahu betapa para mujahidin bersama segenap umat di sana memang telah memenuhi sebab-sebab turunnya pertolongan Allah di samping juga kemenangan lainnya.

Sangin, Bumi Jihad
Sebelumnya kita sudah pernah mendengar nama Sangin sebagai sebuah distrik di propinsi Helmand. Tetapi Sangin baru dikenal sebagai bumi para pecinta jihad sekaligus sebagai kuburan para penjajah ketika serdadu Inggris memasuki wilayah tersebut dan menemukan diri mereka terlibat dalam pertempuran berdarah pada tahun 2007.

Masih teringat dengan jelas bagaimana BBC London sangat terkejut dengan fakta bahwa Inggris kehilangan 10 tentaranya hanya dalam satu pekan. Jenderal Inggris yang kemudian ditugaskan di Helmand sangat frustrasi dengan perang yang terjadi di Sangin, lalu dengan penuh amarah dan dendam ia menyatakan dalam sebuah wawancara: “Sebagai seorang tentara saya percaya sejarah Maiwand tidak akan terjadi lagi di Sangin”.

Hal itu berarti pasukan Inggris tidak akan mau menerima dan mengakui kekalahan mereka di tangan penduduk desa Afghanistan.

Pernyataan angkuh nan arogan semacam itu pada kenyataannya tidak benar dan sejarah membuktikan ketika orang-orang Inggris meninggalkan Sangin di mana mimpi buruk kekalahan mereka di Maiwand kembali terjadi di Sangin ternampak di wajah jenderal Inggris itu, dan akhirnya tentara-tentara Inggris itu pun keluar dengan penuh kehinaan.

Balada Wanita Tua, Kapak Anak Kecil, dan Bedil Lee Enfield
Kejadian ini diceritakan pada tahun 2009 oleh Mullah Ruhul Amin Ruhani, seorang warga Sangin dari daerah Sarwan Kala. Saat itu ia merupakan seorang komandan mujahidin di propinsi Uruzgan.

Pada suatu hari satu konvoi musuh yang terdiri dari 32 kendaraan mayoritas menggunakan SUV pickup Ford Ranger mengangkut banyak pasukan boneka yang didukung oleh sejumlah tank Amerika termasuk APC tiba di daerah Sarwan Kala, distrik Kajaki.

Mujahidin lalu memotong semua rute, terdiri dari tiga jalur, yang menuju jalur keluar dari distrik Kajaki sebelum melakukan serangan ke musuh. Pada saat itu banyak penduduk desa pada keluar membantu mujahidin menghadapi musuh.

Saat terjadi pertempuran itulah, terlihat seorang wanita tua menembakkan pistolnya ke arah orang Inggris, seorang anak menghunus kampak kecilnya berlari ke arah pertempuran, dan seorang laki-laki tua sedang menembakkan satu per satu butir peluru menggunakan senapan tua Enfield-nya.

Serangan ini akhirnya berhasil memaksa pasukan musuh meninggalkan kendaraan-kendaraan mereka dan berlari menuju bukit-bukit terdekat guna mencari perlindungan, sementara peluru-peluru berdesingan menghujani mereka dari arah belakang. Dari seluruh kekuatan musuh yang ada hanya 2 kendaraan yang akhirnya berhasil lolos dan kabur menuju pusat distrik Sangin.

Sementara seluruh kendaraan sisanya (30 kendaraan) beserta berbagai senjata dan peralatan militer termasuk 4 unit tabung mortir plus amunisi 300 shell mortir per unit tabungnya berhasil dijadikan ghanimah oleh mujahidin. Pada malam harinya, sekitar 30-an helikopter datang ke area itu, bukan untuk menyerang mujahidin, tetapi hanya untuk mengevakuasi mayat-mayat temannya (Killed in Action), serta menolong lainnya yang kabur dan tersesat (Missing in Action).

Tulisan ini bersambung ke halaman selanjutnya

 

Leave a Reply