Potret Derita Warga Douma, Tetap Bertahan di Tengah Ancaman Rezim Assad dan Rusia

KIBLAT.NET, Damaskus – Dalam wilayah pengepungan, selalu saja membuahkan berbagai kesedihan. Entah itu pemboman yang selalu mengguncang, anak-anak yang menangis ketakutan hingga hancurnya berbagai bangunan dan korban tewas selama bombardir berlangsung.

Tak ayal bila sebuah kota yang bernama Douma di Suriah harus menghadapi nasib yang nahas akibat serangan bertubi-tubi rezim Assad dan Rusia. Wilayah yang berjarak 10 kilometer dari Damaskus ini telah berulang kali menjadi target rudal-rudal jet tempur Rusia sejak September 2015 lalu.

Dikutip dari Middleeastmonitor.com, Sabtu (13/02), Duma sendiri merupakan salah satu kota pertama yang bangkit melawan rezim otoriter Suriah dengan aksi damai. Setahun setelahnya, wilayah ini pun menjalani kehidupan baru pasca terbebas dari kontrol Rezim Assad.

Namun sejak saat itu, serangan udara Rezim tampaknya telah dirancang untuk membunuh warga sipil sebanyak mungkin sebagai aksi balas dendam terhadap mereka. Bulan Agustus lalu pasukan udara Rezim Assad telah menghancurkan sebuah pasar dan menewaskan 80 rakyat sipil.

Diakui, itu bukanlah serangan yang pertama atau terakhir kalinya Rezim Assad menyerang Duma. Hingga, pada bulan Maret 2015, sejumlah aktivis meluncurkan hastag Twitter berbahas Arab #Douma_is _being_exterminated untuk mencoba menarik perhatian dunia akan nasib kota ini.

Serangan udara dan jerit kematian adalah sebuah fakta yang biasa dalam menjalani kehidupan di Douma. Meskipun demikian, penduduk kota telah bertekad untuk bisa menggapai kehidupan normal sebaik mungkin. Beberapa anak-anak masih pergi ke sekolah dan warga setempat masih membeli apa yang mereka butuhkan dari toko-toko yang ada.

Melihat semangat mereka, seorang fotografer Firas Abdullah yang tinggal di kota tersebut mengabadikan momen-momen kehidupan yang masih tersisa di Douma, kota yang terkepung ini.

Reporter: Dio Alifullah
Editor: M. Rudy

Leave a Reply